Pelatihan Literasi Berbasis Inklusi Sosial, Ecoprint

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat (30/09/2021) kembali mengadakan pelatihan Literasi Berbasis Inklusi Sosial dengan tema Ecoprint, dimana peserta kali ini adala warga masyarakat dari Komunitas Perpustakaan Rumah Gadang sebanyak 20 orang dengan narasumber berasal dari Dosen ISI Padang Panjang Ibu Widdiyanti, S .Sn, M.Sn dan Pak Joni Yusuf, B.Sc.

ECOPRIN adalah tehnik memotif media dengan mentsranfer alam ke kain sehingga menghasilkan berbagai hiasan yang sangat menarik, dimana menggunakan bagian dari tumbuh tumbuhan, atau menggunakan warna alami, non kimiawi. Produk ecoprin ini merupakan produk ramah lingkungan. Media yang digunakan bisa berupa kain, kulit, kertas, keramik dan kayu. Pola pada ecoprin biasanya terjadi karena adanya tannin serta Kain . 
Ecoprin Bukan batik, karena ecoprin merupakan tehnik memotif kain dari tumbuh tumbuhan, seperti bunga, daun dan akar, diletakan di atas kain untuk warna dasar dengan menggunakan pewarna alam seperti air rebusan kulit jengkol. Kulit nangka kulit mangis.

Untuk proses ecoprin proses mengolah kain hampir sama dengan membuat warna alam atau mengungkapkan kain dengan warna alam. Proses pengerjaan ecoprin tidak terlalu sulit, cukup dengan daun daun (seperti daun jati daun kaduduak) dan bunga yang ada di sekitar tempat tingal kita, jika menginginkan kain berwarna bisa juga membuat warna alam sendiri seperti air rebusan kulit jengkol, air rebusan teh, air rebusan kulit mangis, untuk hasil warna akhir tergantung dari penguncian yang digunakan, jika menginginkan hasil lebih gelap bisa mengunkan tunjung sebagai pengunci warna. apalgi di Batang Arau sendiri sangat banyak daun-daunan dan bunga-bungaan yang dapat dijadikan sebagai media. Ibu Lena Rasyid sebagai Pimpinan Komunitas tersebut sangat mengucapkan terima kasih kepada Pihak Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat atas pembekalan dan penambahan ketrampilan kepada warganya. Menurut beliau hal ini sangat murah biaya dan tidak membutuhkan waktu khusus dimana disela-sela menunggu para suami pulang dari melaut mereka bisa mengisi waktu luang.