PANDANGAN SAYA TERHADAP LITERASI SUMATERA BARAT SERTA SOLUSI YANG SAYA SARANKAN ditulis oleh : Harwita dari Komunitas: kelas bahasa Jepang ig. harwita99

 Dewasa ini kita sering mendengar lembaga pendidikan atau pun pemerintahan yang menyuarakan upaya peningkatan literasi. Di samping itu, kita juga mendapat informasi dari berbagai sumber yang mengatakan bahwa minat membaca dan menulis yang masih rendah di negeri ini. Lalu, kita masyarakat sebagai target peningkatan literasi apakah kita setuju akan opini tersebut? Jika iya, semoga kita segera membenahinya. Tapi jika tak setuju, mari kita buktikan bersama!

Menurut saya pribadi masalahnya bukan hanya terletak pada minat baca. Berdasarkan pengalaman yang saya alami, yang mana saya juga percaya bahwa banyak sahabat di luar sana juga mengalami hal yang sama bahwa memang ada beberapa hal yang menjadi penghambat bagi kita terhadap akses bacaan itu sendiri.

Dan adapun beberapa hal yang menurut saya memiliki kaitan erat dengan literasi masyarakat antara lain:

  1. Lingkungan dan kebiasaan

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan adalah hal yang paling berperan dalam membentuk kualitas seseorang. Entah itu lingkungan keluarga, masyarakat, ataupun sekolah, yang jelas menurut saya dari sinilah sumbernya. Lingkungan bisa menjadi faktor pendukung atau penghambat bagi seseorang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, karena di sinilah kebiasaan kita terbentuk.

Orang tua yang mempunyai kebiasaan membaca berpotensi untuk membangun keluarga yang mana anggota keluarganya juga suka membaca. Bagaimana tidak? Nilai baik yang diyakini dalam keluarga biasanya akan ditanamkan pada generasi-generasi berikutnya. Selain itu, kita sebagai makhluk yang suka meniru cepat atau lambat akan terpicu untuk melakukan hal yang menjadi tontonan kita sehari-hari. Makanya tidak heran jika kita menemukan satu keluarga yang bahkan memiliki jadwal khusus untuk mengunjungi perpustakaan di hari-hari tertentu, meskipun ini cukup langka.

Di lingkungan tempat tinggal yang memiliki orang-orang yang peduli akan literasi pasti akan mengambil peran dalam upaya pengembangan literasi, misalnya dengan Mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) atau pun membangun komunitas. Hal ini tentunya sangat membatu khususnya untuk masyarakat yang tinggal di daerah kurang maju, yang mana mereka masih kesulitan untuk menjangkau perpustakaan daerah atau bahkan sekedar menemukan toko buku terdekat.

Berbicara tentang toko buku, menurut saya ini juga cukup menjadi masalah yang serius untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Selain sulit menemukan toko buku yang bagus kebanyakan masyarakat juga merasa kesulitan untuk membeli buku, yang mana harga buku sendiri terbilang cukup mahal. Jangan kan untuk membeli buku-buku fiksi atau pun buku pengembangan diri, untuk membeli buku pelajaran sekolah semisal Lembar Kerja Siswa (LKS) saja masih banyak orang tua yang mengeluh dibuatnya. Hal semacam ini tentu saja bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya jual beli buku bajakan ditengah-tengah masyarakat.

Untuk itu, kita sangat berharap agar masyarakat yang khususnya tinggal di pedesaan untuk segera mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Baik dengan cara memberikan fasilitas kepada masyarakat atau pun memberikan dukungan penuh pada para penggiat literasi yang berada ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikiansemoga tidak ada kesenjangan antara masyarakat yang tinggal di pusat kota dengan masyarakatyang tinggal di daerah pedesaan.

  1. Perspektif mengenai bacaan

Saat ini ada banyak sekali bacaan dan sumber bacaan yang bisa diakses baik secara langsung atau pun secara online. Sumber bacaan ini bisa diperoleh dengan cara dibeli, dipinjam atau bahkan secara gratis. Yang menjadi masalahnya ialah anggapan kuno bahwa buku yang penting untuk dibaca hannyalah buku-buku pelajaran yang disarankan oleh sekolah saja. Sementara kita tahu bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minatbaca ialah dengan membaca buku yang kita sukai.

Tidak seharusnya kita menilai orang dari buku apa atau bacaan apa yang mereka baca. Selagi bacaannya bisa memberikan manfaat dan si pembaca sesuai dengan kriteria buku (misalnya mengenai usia pembaca yang disarankan). Untuk itu, mulailah untuk membangun kebiasaan membaca dari usia sedini mungkin. Tak masalah jika buku yang kita sukai adalah komik, novel, buku puisi dan lainnya, yang jelas kita bisa terbiasa membaca.

  1. Peran perpustakaan

Perpustakaan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun generasi pencinta literasi. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan dalam acara Night At Library minggu lalu bahwa perpustakaan sekolah seharusnya lebih diperhatikan lagi. Kesan yang diberikan oleh perpustakaan sekolah sangat berpengaruh terhadap siswa dan kebiasaan membacanya. Saya berharap agar anak sudah diperkenalkan dengan perpustakaan sejak kecil.

Dengan koleksi yang lengkap dan up to date, suasana yang nyaman, pelayanan yang baik, fasilitas yang memadai serta pustakawan yang ramah, lantas apa lagi yang kurang dalam menciptakan daya Tarik perpustakaan? Menurut saya yang perlu ditingkatkan lagi adalah promosinya. Melihat perkembangan saat ini, selain memiliki para staf yang kompeten dibidangnya, tentu saja kita juga membutuhkan pembaruan untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi di luar sana. Dengan begitu kita bisa menjadikan perpustakaan ini sebagai tempat anak muda untuk bersinergi dan berkolaborasi.

Sharing :    
  About

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah sebuah instansi Pembina Perpustakaan dan Kearsipan di daerah ini.

  Statistik Pengunjung
2 Online
550 Visitor Today
188 Visitor Yesterday
252504 All Visitor
940140 Total Hits
3.17.128.129 Your IP address

  Contact Us
  Alamat :

Jalan Diponegoro No.4 Padang (Sekretariat dan Perpustakaan Provinsi) dan Jalan Pramuka V No. 2 Khatib Sulaiman Padang (Kearsipan)

Tel : (0751) 7051348
Mail : dapprovsumbar@gmail.com
Business Hours : 7:30 - 15:00