Perpustakaan yang Layak Disebut Museum Buku Oleh : Hasbunallah Haris Ig : @hasbunallah_haris

            UNESCO mengeluarkan statement bahwa dari seribu anak Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat baca yang tinggi. Hal ini tentu menjadi pukulan yang sangat luar biasa bagi kita, apalagi sebagai penggiat literasi yang aktif di daerah-daerah dengan semangat yang tinggi dalam mengabdikan diri untuk hal seperti ini. Hal tersebut juga merupakan tantangan untuk kita semua bagaimana mengambil sikap dalam kebijakan yang sangat-sangat memprihatinkan tersebut.

            Ketika pertengahan tahun 2022 kemarin, Perpusnas mengeluarkan centang merah untuk ISBN yang membludak banyaknya, sedangkan minat baca orang Indonesia sangat minim sekali. Kasus ini menjadi hal yang sangat luar biasa parah karena penerbit-penerbit kapitalis yang hanya mencetak satu hingga lima buku namuan di ISBN-kan. Bagaimana mungkin Perpusnas mengeluarkan ISBN yang begitu bejibun namun buku yang beredar di masyarakat tidak tampak? Yang lebih anehnya lagi adalah budaya orang Indonesia yang merasa janggal dan tidak patut jika melihat orang lain membaca buku di dalam bis atau dalam kereta, atau tempat-tempat duduk seperti taman dan kafe? Apa yang salah sebenarnya dengan edukasi Indonesia ini?

            Salah seorang pemikir ulang Indonesia, Najwa Shihab, menentang statement yang dikeluarkan oleh UNESCO, perempuan taring harimau tersebut menyebut bahwa minat baca anak dan masyarakat Indonesia sebenarnya sangat tinggi sekali, namun karena adanya keterbatasan akan hal akses dan harga buku yang mahal, inilah yang menyebabkan anak-anak Indonesia lari ke game online dan permainan lainnya tanpa mereka sadari dampak buruknya.

            Saya pun memahami akan hal tersbut, masih banyak kendala-kendala dan rintangan yang kita hadapi, apalagi ketika berhadapan dengan orang yang hanya mau besar namanya sendiri dan menjatuhkan orang lain tanpa naik bersama, berjuang bersama dan berjaya bersama. Ketika acara A Night At Library diadakan, saya menyambut kegiatan tersebut dengan lapang dada, berharap nantinya akan bertemu dengan para pemikir peradaban, orang-orang kritis yang sangat idealis dan optimis, para penggemar dan pecinta buku yang sangat kalut dan candu. Apakah hal tersebut tercapai? Tentu saja.

            Meski kegiatan bermalam di Perpustakaan Provinsi hanya dilaksanakan satu malam saja, namun malam itu saya mendapatkan hal yang sangat luar biasa. Sekira pukul tiga dini hari kami masih berdiskusi terkait minat baca dan gaungan literasi di Sumatra Barat. Salah seorang peserta mengemukakan keluhannya tentang Perpustakaan Provinsi yang jadul, kuno dan terbelakang dengan koleksi-koleksinya yang tidak pernah update, buku-buku lama ditumpuk sedemikian rupa. Ada yang sudah menguning, bahkan ada yang sudah terkoyak-koyak dengan banyak ditempeli selotip sebagai perekat.

            “Kalian pergi ke pedalaman kampung saya sana, bahkan di sana anak-anak hanya untuk membaca mereka masih antri karena ketersediaan buku yang sangat kurang. Lah, di sini buku-buku yang seharusnya bisa didistribusikan ke TBM malah disimpan dan tak ada yang menyentuhnya. Kalian lihat tadi, bukunya berdebu, lantainya licin, tandanya apa? Orang-orang tak lagi peduli dengan buku karena tidak pernah update,” ujarnya.

            Ini adalah tamparan keras bagi saya, sebuah pengalaman baru yang baru sekarang saya dengar. Jika keluhan buku mahal, saya hampir setiap hari mendengarnya, namun yang seperti itu baru sekali. Apakah memang demikian? Saya rasa memang benar, pada akhirnya perpustakaan lebih layak disebut sebagai museum buku saja karena tidak bedampak kepada masyarakat, pemaca dan orang-orang di sekitarnya.

            Inilah yang menjadi PR bagi kita bersama, bagaimana menggaungkan minat baca, bagaimana menumbuhkembangkan minat baca, dan bagaimana meng-update perpustakaan sehingga bukan lagi menjadi tempat penyimpanan buku kuno

Sharing :    
  About

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah sebuah instansi Pembina Perpustakaan dan Kearsipan di daerah ini.

  Statistik Pengunjung
5 Online
180 Visitor Today
266 Visitor Yesterday
251347 All Visitor
937085 Total Hits
3.149.25.85 Your IP address

  Contact Us
  Alamat :

Jalan Diponegoro No.4 Padang (Sekretariat dan Perpustakaan Provinsi) dan Jalan Pramuka V No. 2 Khatib Sulaiman Padang (Kearsipan)

Tel : (0751) 7051348
Mail : dapprovsumbar@gmail.com
Business Hours : 7:30 - 15:00